SIMALUNGUN - Permasalahan sampah non organik dan jenis organik di beberapa titik ruas jalan merusak pemandangan, bahkan meresahkan dan akibat ketidaknyamanan, kalangan masyarakat mendesak pihak Pemerintah Kecamatan Bandar segera mengalokasikan sampah itu.
Saat tiba di lokasi, awak media ini melihat tumpukan sampah menimbulkan aroma tak sedap serta mengganggu pernafasan warga, saat melintasi di persimpangan jalan Kartini - jalan Kuala Tanjung, Kelurahan Perdagangan I, Kecamatan Bandar.
Sementara, di lokasi ke dua, penampakan tumpukan sampah nyaris menutup ruas jalan di jalan Sandang Pangan - jalan Nenas, Kelurahan Perdagangan III, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Senin (10/01/2022) sekira pukul 11.30 WIB.
Warga berkeluh kesah dan telah berulang kali menyampaikan kepada pihak setempat. Dikarenakan tidak ada tindakan, sampah kian hari kian menumpuk. Lebih lanjut, sampah juga dibawa manusia tidak bertanggung jawab ke lokasi yang sama, sesuka hatinya membuang sampah.
Baca juga:
Amsakar: Selamatkan Bumi dari Sampah
|
Amatan awak media ini di sekitar ke dua lokasi, tampak kondisi sampah berserakan dan beraroma busuk itu sudah lama tidak diangkut dan pemandangan itu terkesan diabaikan dan melakukan pembiaran.
Menurut salah seorang warga, pedagang pisang di sekitar jalan Nenas mengatakan, sampah yang berserakan di bahu jalan itu, menimbulkan bau yang tidak sedap. Kemudian, dikatakannya untuk mengurangi tumpukan, Ia membakar sampah di sela kegiatannya berdagang.
"Padahal sudah ada himbauan dan larangan, tapi masih saja ada yang membuang ke situ. Sampah itu ku bakar untuk mengurangi tumpukannya, " kata boru Gultom kepada awak media ini.
Sedangkan, warga lainnya saat ditemui di seputaran segitiga Balai Karya Murni, Perdagangan mengungkapkan, terkait kutipan retribusi sampah, setiap bulannya ada petugas dari Pemerintah Kecamatan Bandar yang melakukan pengutipan di kompleks perumahan.
"Dari kantor Kecamatan Bandar, retribusi dikutip pegawai kepada warga, seperti di perumahan DL Sitorus itu. Mereka membayar retribusi sampai Rp 150 setiap bulannya, tetapi sampah itu masih menumpuk di simpang jalan Kartini, " ungkap pria bermarga Siregar kesal.
Camat Bandar Sastro Tamba melalui Kasi Ekbang John Widodo Purba saat dikonfirmasi terkait keluhan warga terhadap timbunan sampah dan pengakuan warga membayar retribusinya di wilayah Kota Perdagangan, Kecamatan Bandar, belum berikan tanggapan hingga rilis ini dipublikasi.